International Open University

> Artikel

Dari Nol Hingga Lancar: Perjalanan Dessy Belajar Bahasa Arab di IOU

Belajar bahasa baru seringkali terasa menakutkan, apalagi jika dimulai benar-benar dari nol. Namun, bagi Dessy Indah Nathalia, seorang pengajar sekaligus content creator yang juga aktif melatih silat, pengalaman itu justru berubah menjadi perjalanan penuh makna.

Di tengah kesibukan sebagai istri, pekerja, dan pengurus komunitas, ia memutuskan menantang dirinya: belajar Bahasa Arab di International Open University (IOU).

Tantangan yang Menjadi Motivasi

Alih-alih mundur karena keterbatasan, Dessy justru melihat belajar Bahasa Arab sebagai kesempatan untuk berkembang.

“Motivasi saya adalah tantangan. Bukan hanya yang dari nol saja, bahkan yang sudah pernah belajar pun tetap menemukan tantangan yang mengasyikkan di IOU,” ujarnya.

Kesan pertamanya sangat positif. Materi disusun sistematis, modul mudah diikuti, ditambah adanya dosen serta teman-teman kelas yang selalu siap membantu. Meski ia termasuk angkatan pertama, semangat untuk berbagi dan saling mendukung sudah terasa kuat.

Belajar di Tengah Kesibukan

IOU, menurut Dessy, bukan sekadar memberikan modul dan ujian. Lebih dari itu, kampus ini menanamkan kedisiplinan belajar dengan sistem yang fleksibel namun terarah. Ada seminar, kelas via zoom atau live session, serta komunitas mahasiswa internasional yang bisa menjadi teman diskusi.

Namun, ia menekankan satu hal penting: semua kembali pada niat dan manajemen diri.

“Waktu bukanlah alasan. Kemauan adalah kunci. Sesibuk apapun, kalau kita mau, pasti bisa meluangkan waktu untuk belajar,” katanya tegas.

Tantangan dan Jalan Keluar

Setiap tahap belajar menghadirkan kesulitan baru. Dessy mengakui, semakin tinggi level, semakin besar pula tantangan dan godaannya. Tetapi ia menemukan cara untuk bertahan: mengenali kelemahan diri, terus berusaha, dan yang terpenting, meminta pertolongan kepada Allah.

“Semakin tinggi usaha, semakin besar tantangan. Tapi jangan lupa, ada Allah dalam setiap langkah kita,” pesannya darinya.

Saat Ilmu Mulai Terasa

Momen yang paling berkesan bagi Dessy adalah ketika ia mulai memahami isi ceramah atau tafsir Al-Qur’an dalam bahasa Arab. Bukan hanya sekadar hafal kosakata, tapi benar-benar bisa menangkap makna yang terkandung di baliknya.

“Ketika mendengarkan ceramah atau membaca tafsir lalu kita bisa memahaminya, di situlah saya merasa kemampuan Bahasa Arab meningkat signifikan,” ungkapnya 

Lebih dari Sekadar Akademik

Belajar bahasa Arab di IOU, bagi Dessy, bukan sekadar mengejar nilai atau gelar. Ia melihatnya sebagai jalan untuk mendekat kepada Allah. Dengan memahami bahasa wahyu, ayat-ayat Al-Qur’an terasa lebih hidup, lebih dekat, dan lebih menenangkan.

“Belajar tidak berhenti di ujian. Bahasa Arab adalah cara agar kita semakin dekat dengan Allah, dan semoga bisa pulang menuju rumah sejati, yaitu Jannah,” tuturnya.

Inspirasi untuk Kamu

Kisah Dessy membuktikan satu hal: memulai dari nol bukanlah hambatan, melainkan pintu untuk perubahan besar. Dengan kemauan yang kuat, dukungan lingkungan belajar yang tepat, dan doa kepada Allah, siapa pun bisa merasakan indahnya memahami bahasa Al-Qur’an.

Bagi siapa pun yang sedang ragu, perjalanan ini memberi pesan sederhana: tidak ada kata terlambat untuk belajar. Apalagi jika tujuan akhirnya adalah mendekat kepada Sang Pencipta. Kamu juga bisa! Yuk temukan lebih lengkap mengenai informasi program bahasa arab IOU di sini.