International Open University

> Artikel

Dari Freelancer ke Sarjana: Perjalanan Kuliah Fleksibel di IOU

Di tengah hiruk-pikuk Jakarta Selatan, seorang perempuan muda bernama Alayya Najlaa Hamidah, atau yang akrab disapa Najel, sedang menjalani dua dunia yang sama-sama menantang: dunia kerja lepas dan dunia akademik. Sebagai freelancer di bidang Event Organizer sekaligus guru les privat memanah dan mengajar calistung, tahfidz, serta tahsin, Najel membuktikan bahwa kesibukan bukan alasan untuk berhenti belajar.

Namun siapa sangka, perjalanan kuliahnya bermula dari hal yang sederhana rasa kagum kepada gurunya di SMA yang juga kuliah di International Open University (IOU).

“Awalnya belum ada niat kuliah di IOU,” kenang Najel. “Tapi setelah lulus SMA, saya banyak mengajar, aktif di komunitas, dan mulai berpikir kalau saya butuh ilmu yang bisa memperdalam pemahaman saya terutama dari sisi Islam. Akhirnya saya mencoba daftar ke IOU, dan alhamdulillah diterima.”

Menata Waktu di Tengah Jadwal Tak Menentu

Sebagai freelancer, Najel hidup dengan ritme kerja yang fluktuatif. Ada hari di mana pekerjaannya padat dengan persiapan event, ada juga hari-hari tenang di mana ia bisa fokus mengajar. Tantangan terbesar bukanlah pekerjaan itu sendiri, tetapi bagaimana mengatur waktu antara bekerja dan belajar.

“Masya Allah, ini sering banget ditanyain orang,” ujarnya sambil tersenyum. “Pertama, saya selalu minta pertolongan Allah. Karena sesibuk apapun, tetap butuh bantuan dari-Nya. Kedua, saya biasakan setiap akhir pekan membuat jadwal mingguan pakai reminder dan to-do list. Jadi saya tahu kapan waktu terbaik buat ngerjain tugas atau baca modul.”

Bagi Najel, kunci utamanya adalah konsistensi kecil yang terus dijaga. Ia selalu menyempatkan diri membaca minimal 15–20 menit setiap hari, bahkan sebelum tidur, agar tidak tertinggal materi.
Langkah sederhana, namun justru itulah yang menjaga semangat belajarnya tetap hidup.

Fleksibilitas yang Menyelamatkan Produktivitas

IOU, dengan sistem kuliah online yang fleksibel dan bisa diakses dari mana saja, menjadi jawaban bagi banyak pekerja mandiri seperti Najel. Ia merasa metode pembelajaran IOU justru mendukung produktivitas, bukan mengganggunya.

“Saya nggak lagi khawatir kuliah bakal bentrok sama kerjaan. Di IOU, kita bisa atur jam belajar sendiri. Bahkan untuk ujian pun, waktunya panjang bisa dipilih saat libur kerja atau ambil cuti. Itu yang bikin kuliah di IOU terasa realistis buat orang yang punya kesibukan lain.”

Dengan sistem ini, Najel bisa tetap fokus bekerja tanpa harus mengorbankan kuliah. Ia menyebut pengalaman ini sebagai “keseimbangan yang diberkahi” karena bisa berkontribusi di dunia kerja sekaligus menuntut ilmu untuk memperkaya jiwa.

Tantangan dan Ketekunan

Meski terdengar ideal, perjalanan kuliah sambil bekerja tentu tidak selalu mulus. Najel mengaku, mengatur waktu dan menjaga semangat belajar menjadi tantangan yang terus berulang.

“Kadang mood belajar turun, kadang ada rapat mendadak atau event besar pas waktunya ujian,” tuturnya. “Ada momen setelah showday event, belum sempat istirahat langsung harus belajar lagi buat UTS. Tapi ya itu, saya yakin Allah nggak akan sia-siakan usaha yang kita lakukan.”Bagi Najel, setiap kelelahan adalah bagian dari proses pembentukan diri. Ia belajar bukan hanya tentang psikologi manusia, tapi juga tentang kesabaran, manajemen diri, dan makna ikhlas di tengah kesibukan dunia kerja.

Dukungan dari Lingkungan IOU

Hal yang membuat Najel betah di IOU bukan hanya sistem fleksibel, tetapi juga dukungan dari dosen dan komunitas akademik yang hangat.

“Alhamdulillah, dosen-dosen di IOU itu sangat peduli,” ujarnya. “Mereka nggak cuma ngajarin materi, tapi juga sering kasih nasihat, motivasi, bahkan mau mendengarkan ketika kita cerita tentang kesulitan. Rasanya seperti punya keluarga baru yang selalu mendoakan.”

Bagi Najel, hal kecil seperti pesan motivasi atau doa dari dosen bisa menjadi sumber kekuatan besar. Ia merasa perjalanan kuliahnya tidak sendirian ada banyak orang yang berjalan bersamanya menuju tujuan yang sama: menuntut ilmu karena Allah.

Ilmu yang Hidup di Dunia Nyata

Program Psikologi Islam yang diambilnya juga memberi dampak nyata dalam pekerjaannya. Sebagai guru dan freelancer, ia sering menghadapi beragam karakter manusia dari anak-anak hingga klien dewasa.

“Ilmu psikologi sangat terpakai di kehidupan sehari-hari,” katanya. “Saya jadi lebih peka dalam memahami orang, tahu cara berkomunikasi dengan lebih bijak, dan bisa menerapkan nilai-nilai Islam dalam interaksi.”

Bagi Najel, kuliah di IOU bukan sekadar mengejar gelar, tapi menumbuhkan kesadaran baru tentang makna bekerja dan belajar sebagai ibadah.

Pesan untuk Para Freelancer

Menutup ceritanya, Najel berbagi pesan untuk para freelancer atau pekerja mandiri di luar sana yang masih ragu untuk kuliah.

“Bismillah, jangan pernah menyerah sama impian,” katanya lembut. “Kelihatannya berat, tapi kalau niatnya karena Allah, pasti dimudahkan. Kadang hal yang kita anggap mustahil justru bisa jadi nyata, asal kita terus berdoa dan berusaha.”

Baginya, IOU bukan sekadar universitas online tetapi wadah tumbuh bagi mereka yang ingin menyeimbangkan dunia kerja, ibadah, dan pendidikan.


Mulai langkahmu hari ini.
Jika kamu seorang freelancer, pekerja lepas, atau siapa pun yang ingin terus belajar tanpa meninggalkan pekerjaan dan tanggung jawab, International Open University (IOU) hadir untukmu.
👉 Daftar sekarang di bahasa.iou.edu.gm/register dan mulai perjalanan ilmumu menuju gelar sarjana yang bermakna.